Jakarta – Petugas Perbatasan Pos Lintas Batas Tradisional Oepoli di Kabupaten Kupang, Sandri Markus Kameo, menerima penghargaan Yusuf Adiwinata Award tahun 2024. Penghargaan ini diberikan atas dedikasinya dalam menjaga dan memberikan pelayanan keimigrasian kepada masyarakat dan pelintas di wilayah perbatasan tersebut. Penghargaan yang langsung diberikan oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly ini, dilaksanakan dalam gelaran acara Syukuran Peringatan Hari Bhakti Imigrasi yang ke-74 tahun 2024, di ballroom The Ritz-Carlton Hotel, Mega Kuningan, Jakarta, pada Selasa (30/1/2024).
“Puji dan syukur pada Tuhan atas penghargaan yang diberikan kepada saya”, ujar Sandri, saat dihubungi. “Ini bentuk salah satu bentuk perhatian pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM atas perkerjaan yang saya lakukan di pos perbatasan tempat saya bertugas”, terangnya lagi saat itu.
Sandri yang adalah seorang PPNPN (Honorer) pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kupang, telah menjadi petugas perbatasan sejak tahun 2016 lalu. Ia bertugas menjaga Pos Lintas Batas Tradisional (PLBT) Oepoli, Kabupaten Kupang yang berbatasan langsung dengan Negara Republik Demokratik Timor Leste. Selain menjaga pos, Ia juga memberikan pelayanan keimigrasian kepada masyarakat kedua negara pada wilayah tersebut. Selain itu, Ia juga terlibat aktif dalam pengamanan perbatasan bersama petugas pengamanan perbatasan, TNI dan POLRI pada wilayah tersebut.

“Pak Sandri itu orangnya baik, ramah dan saling membantu”, ujar Sertu Seswanto, Bati SSK I Satgas Pamtas Oepoli, saat dimintai keterangan. “Jika kami mengalami kendala, khususnya masalah administrasi pelintas, Pak Sandri-lah yang membantu kami. Pak Sandri juga terlibat aktif dalam patroli perbatasan yang sering kami lakukan”, jelasnya lagi.
Hal senada juga disampaikan Jemmy O. Sigakola, Kapolsek Amfoang Timur, Kabupaten Kupang. Menurutnya telah terjalin tali silahturahmi yang baik antara Polisi dengan Pak Sandri selaku petugas perbatasan Oepoli. Banyak hal yang kami kerjakan bersama untuk pengamanan wilayah Oepoli, dimana Sandri sangat terlibat penuh dan aktif.
“Banyak masukan yang Pak Sandri berikan dari sisi keimigrasian dalam kegiatan-kegiatan pengamanan wilayah yang kami lakukan”, ujarnya memberikan keterangan. “Secara kepribadian, Beliau sangat baik, humble dan sangat kooperatif. Bila ada hal-hal urgen terkait pelintas, beliau sangat sigap bersama kami untuk menangani permasalahan-permasalahan yang ada”, lanjutnya saat itu.

Di malam syukuran itu, Sandri menerima penghargaan tersebut bersama 4 (empat) orang petugas perbatasan lainnya, yakni Gajang, petugas perbatasan PLBT Bantan, Entikong; Efta Daud, petugas perbatasan PLBT Long Midang, Nunukan; Manfred Penaf, petugas perbatasan PLBT Skofro, Jayapura; dan Herdimansyah Sidik, petugas perbatasan PLBT Builalu, Atambua.
“Ini adalah bentuk perhatian pemerintah, khususnya Direktorat Jenderal Imigrasi, kepada petugas-petugas perbatasan yang telah mengabdikan dirinya dengan sepenuh hati dan penuh tanggungjawab meskipun banyak tantangan yang dihadapi”, ujar Silmy Karim, Direktur Jenderal Imigrasi, dalam sambutannya. “Hal ini tentu sejalan dengan fokus keimigrasian kedepannya yakni transformasi dalam pengelolaan Borders. Salah satu cakupannya adalah sumber daya manusia pengelola Borders“, terangnya lanjut saat itu.(*/em)

No comment